Setelahlatifatul Qolbi selesai 8x putaran lanjut latifah yang lain dengan cara yang sama. 8x putaran tasbih setiap latifah. Paham? Konsep Zikir Tarekat Naqsyabandiyah pada intinya dalam 1x24 jam adalah minimal 5000 kali. Jadi jika tiap latifah adalah 8x putaran artinya ada 800 kali. Sedangkan Zikir Tarekat Naqsyabandiyah ada 7 latifah. 7Latifah 7 Nafsu Adab Aksara Amalan Asal usul Asma Sirrullah Asmaul Husna Bid'ah Chakra Doa Dzikir Dzikirullah Filsafat Filsafat Sunda Guna-guna Hakekat Hikmah Ilmu Hikmah Imam Asy-Syafi'i Istighfar kata Kata Mutiara Kawruh Kenatian Khidir Lemah Sagandu Lucu Makna Al Quran Marifatullah Martabat 7 Metoda Dzikir Mutiara Nasehat Nafsu Naskah ADA Dzikir 7 Titik LATIFAH " Di dalam tubuh manusia ada tujuh tempat yang disebut Latifah sebagai tempat bersarangnya hawa nafsu yang harus dibersihkan dengan Asma Allah. Konsep tujuh latifah ini pertama kali di ajukan oleh Syekh Ahmad Naqsyabandi, seorang sufi pada abad ke 11. cash. Dzikir dalam 7 Latifah Tarekat Naksabandiyah Suatu zikir hanyalah untuk menyelamatkan hati dari nafsu keduniawian dan nafsu keinginan, nafsu itu menarik kejelekan, maka tidak ada yang selamat dari nafsu, kecuali bergantung pasrah kepada Allah SWT Aktifitas wirid/zikir yang terus menerus akan menjadi warid yaitu timbul cahaya ke-ilahy-an yang masuk kedalam hati yang akan membedakan hak dan batil. Oleh karena itu jelaslah bahwa ilmu tarekat sangatlah penting karena pengaruh zikrullah terhadap pribadi mukmin makin kuat, sehingga membawa pengaruh positif dalam hidup dan kehidupan pribadi yang luhur. Pelaksanaan zikir Naksabandiyah sebagai berikut LATIFAH QOLBU Latifah yang berarti duduknya di Latifatul qolby, adanya dibawah susu sebelah kiri jarang dua jari pengisian zikir……..arahnya kedalam dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya, maka tetaplah di Latifatul qolby. Wilayahnya nabi Adam, tempatnya nafsu Lawwamah, bersifat > suka mencela, menuruti hawa nafsu, bohong, menganiaya, bangga diri, menggunjing, pamer, bangga diri, Warnanya kuning LATIFAH RUH Latifah yang berarti duduknya di Latifatul Ruh, adanya dibawah susu sebelah kanan jarang dua jari condongnya keluar kedalam. Dalam pengisian zikir…..arahnya keluar kedalam dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Ruh. Dari Latifatul qolby ke Latifatul Ruh ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali dan setelah mengerjakan zikir perjalanan tetaplah di Latifatul Ruh. Wilayahnya nabi Ibrahim dan nabi Nuh. Tempatnya nafsu Mulhimah, bersifat > lapang dada, dermawan, merendah, sabar, taubat, qonaah, tahan menghadapi kesusahan. Warnanya merah LATIFAH SIR/SIRRI Latifah yang berarti duduknya di Latifatul Sir, adanya di atas susu sebelah kiri jarang dua jari condongnya keluar. Dalam pengisian zikir ….arahnya keluar dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Sir. Dari Latifatul Ruh ke Latifatul Sir ada perjalanan zikir 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifah Qolby 5000 kali, maka Ruh harus juga diisi 5000 kali. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Ruh ke Sir maka tetaplah berada di Latifatul Sir. Wilayahnya nabi Musa, tempatnya nafsu Mutmainah, bersifat > senang ibadah, bersyukur, ridho, tawakal, sayang dengan sesama makhluk, takut melanggar larangan Allah/Waro. Warnanya Putih LATIFAH KHOFI Latifah yang berarti duduknya di Latifatul Khofi, adanya di atas susu sebelah kanan jarang dua jari condongnya kedalam. Dalam pengisian zikir ….arahnya kedalam dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Khofi. Dari Latifatul Sir ke Latifatul Khofi ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifah qolby 5000 kali dan Sir juga harus 5000 kali. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Sir ke Khofi maka tetaplah di Latifatul Khofi. Wilayahnya nabi Isa, tempatnya nafsu Mardiyah, bersifat > baik budi, welas asih, menjalankan kebaikan, tahu diri, sayang sesama makhluk. Warnanya Hitam LATIFAH AHFA/AKFA Latifah yang berarti duduknya di Latifatul Akfa, adanya di tengah-tengah dada condongnya keatas kedepan. Dalam pengisian zikir …..arahnya keatas kedepan dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Akfa. Dari Latifatul Khofi ke Latifatul Akfa ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifatul Qolby, Ruh, Sir dan Khofi harus sama diisi 5000 kali. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Khofi ke akfa maka tetaplah di Latifatul Akfa. Wilayahnya nabi Muhammad SAW, tempatnya nafsu Kamilah, bersifat > ilmu yakin, ainul yakin, haqqul yakin. Warnanya Hijau NAPSI Latifah yang berarti duduknya di Latifatul Napsi, adanya di tengah diantara dua alis condongnya kebawah kebelakang. Dalam pengisian zikir…. arahnya kebawah kebelakang dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Napsi. Dari Latifatul Akfa ke Latifatul Napsi ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifatul qolby, Ruh, Sir, Khofi sama, maka di Latifatul Akfa juga harus sama misalnya 5000 kali . Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Latifatul Akfa ke Latifatul Napsi maka tetaplah duduk di Latifatul Napsi. Tempatnya nafsu Amarah, bersifat > serakah, takabur, khianat, pelit, syahwat. Warnanya merah, kuning, hijau, biru. dominan merah LATIFAH QOLAB/QOLAM Latifah yang berarti duduknya di Latifatul qolam adanya di tengah embun-embunan condong kedalam seluruh badan. Dalam pengisian zikir …..arahnya kedalam ditengah-tengah dada. Dari Latifatul Napsi ke Latifatul Qolam, ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifatul Qolby, Ruh, Sir, Khofi, Akfa sama, maka di Latifatul Napsi juga harus sama 5000 kali. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Latifatul Napsi ke Latifatul Qolam maka Latifatul Qolam harus diisi sebanyak 5000 kali. Kemudian dinaikan ke Hadiyat>Kulhu Allah hu ahad…. Ma’iyat>Wahuwa ma’akum aena ma kuntum…..Akrobiyah>Wahuwa Akrobu minha, minha fi warid. Setelah mengisi zikir di Latifatul Qolam maka kembali ke Latifatul Qolby dengan perjalanan zikir sebanyak 1000 kali, maka tetaplah zikir untuk seterusnya di Latifatul Qolby yang berarti langsung tenggelam/fana, isilah zikir sebanyak-banyaknya sebagai tanggung jawab diri sendiri. Tempatnya nafsu Kamilah, bersifat> Tajjali, laduni, irsad, ikmal, baqobillah. Warnanya merah, kuning, hijau, biru pelangi Zikir latifatul jasad / Qolam caranya sebagai berikut, masukan zikir Hu Allah lewat napas, tarik ke lubang hidung sebelah kiri dimasukan ke pangkal jantung diisi zikir Allah 5000 kali. Dari jantung disebarkan lewat urat ashabat ke semua denyut nadi, artinya jantung dan nadi menjadi satu disebarkan ke seluruh tubuh/Latifatul jasad dan mengisi rongga-rongga tubuh dengan zikir sehingga seluruh tubuh berzikir Untuk menyebarkan zikir keluar masuknya napas di jantung, harus belajar cara memberhentikan dan melancarkan jantung, adalah sebagai berikut memberhentikan jantung adalah buang napasnya yang panjang……. tarik napasnya sedikit. melancarkan jantung adalah buang napasnya sedikit……tarik napasnya yang panjang. Sebagai catatan >Jantung ada dua bagian Jantung ada 101 urat ashabat adalah rupa kerajaan ilahy. Jantung, kerajaan iblis/darah kotor yang harus dibersihkan/dihancurkan. wassalam, Semoga Allah SWT selalu menyertai kita. Amin. 7 titik batin yang kita sebut dengan lathifah, yaitu Latifatul-Qolby Di sini letaknya sifat-sifat syetan, iblis, kekufuran, kemusyrikan, ketahayulan dan lain-lain, letaknya dua jari dibawah susu sebelah kiri. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya, Insya Allah pada tingkat ini diganti dengan Iman, Islam, Ihsan, Tauhid dan Ma’rifat. Latifatul-Roh Di sini letaknya sifat bahimiyah binatang jinak menuruti hawa nafsu, , letaknya dua jari dibawah susu sebelah kanan. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah di isi dengan khusyu’ dan tawadhu’. Latifatus-Sirri Di sini letaknya sifat-sifat syabiyah binatang buas yaitu sifat zalim atau aniaya, pemarah dan pendendam, , letaknya dua jari diatas susu sebelah kiri. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat kasih sayang dan ramah tamah. Latifatul-Khafi Di sini letaknya sifat-sifat pendengki, khianat dan sifat-sifat syaitoniyah, letaknya dua jari diatas susu sebelah kanan. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat syukur dan sabar. Latifatul-Akhfa Di sini letaknya sifat-sifat robbaniyah yaitu riya’, takabbur, ujub, suma’ dan lain-lain, letaknya ditengah-tengah dada. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat ikhlas, khusyu’, tadarru dan tafakur. Latifatun-Nafsun-Natiqo Di sini letaknya sifat-sifat nafsu amarrah banyak khayalan dan panjang angan-angan, , letaknya tepat diantara dua kening. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat tenteram dan pikiran tenang. Latifah Kullu-Jasad Di sini letaknya sifat-sifat jahil “ghaflah” kebendaan dan kelalaian, , letaknya diseluruh tubuh mengendarai semua aliran darah kita yang letak titik pusatnya di tepat ditengah-tengah ubun-ubun kepala kita. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat ilmu dan amal. Mengenal Lathifah-lathifah Batin dalam Thariqat Sufi Acuan dalam pengamalan tarekat bertumpu kepada tradisi dan akhlak nubuwah kenabian, dan mencakup secara esensial tentang jalan sufi dalam melewati maqomat dan ahwal tertentu. Setelah ia tersucikan jasmaniahnya, kemudian melangkah kepada aktivitas-aktivitas, yang meliputi Pertama, tazkiyah an nafsatau pensucian jiwa, artinya mensucikan diri dari berbagai kecenderungan buruk, tercela, dan hewani serta menghiasinya dengan sifat sifat terpuji dan malakuti. Kedua, tashfiyah al qalb, pensucian kalbu. Ini berarti menghapus dari hati kecintaan akan kenikmatan duniawi yang sifatnya sementara dan kekhawatirannya atas kesedihan, serta memantapkan dalam tempatnya kecintaan kepada Allah semata. Ketiga, takhalliyah as Sirratau pengosongan jiwa dari segenap pikiran yang bakal mengalihkan perhatian dari dzikir atau ingat kepada Allah. Keempat, tajalliyah ar-Ruhatau pencerahan ruh, berarti mengisi ruh dengan cahaya Allah dan gelora cintanya. Qasrun = Merupakan unsur jasmaniah, berarti istana yang menunjukan betapa keunikan struktur tubuh manusia. Sadrun = Latifah al-nafs sebagai unsur jiwa Qalbun = Latifah al-qalb sebagai unsur rohaniah Fuadun = Latifah al-ruh Unsur rohaniah Syagafun = Latifah al-sirr unsur rohaniah Lubbun = Latifah al-khafi unsur rohaniah Sirrun = Latifah al-akhfa unsur rohaniah Hal ini relevan dengan firman Allah SWT. dalam Hadist Qudsi “Aku jadikan pada tubuh anak Adam manusia itu qasrun istana, di situ ada sadrun dada, di dalam dada itu ada qalbu tempat bolak balik ingatan, di dalamnya ada lagi fu’ad jujur ingatannya, di dalamnya pula ada syagaf kerinduan, di dalamnya lagi ada lubbun merasa terialu rindu, dan di dalam lubbun ada sirrun mesra, sedangkan di dalam sirrun ada “Aku”. Ahmad al-Shirhindi dalam Kharisudin memaknai hadist qudsi di atas melalui sistem interiorisasi dalam diri manusia yang strukturnya yang dapat diperhatikan dalam gambar di atas. Pada dasarnya lathifah-lathifah tersebut berasal dari alam amri perintah Allah “Kun fayakun”, yang artinya, “jadi maka jadilah” merupakan al-ruh yang bersifat immaterial. Semua yang berasal dari alam al-khalqi alam ciptaan bersifat material. Karena qudrat dan iradat Allah ketika Allah telah menjadikan badan jasmaniah manusia, selanjutnya Allah menitipkan kelima lathifah tersebut ke dalam badan jasmani manusia dengan keterikatan yang sangat kuat. Lathifah-lathifah itulah yang mengendalikan kehidupan batiniah seseorang, maka tempatnya ada di dalam badan manusia. Lathifah ini pada tahapan selanjutnya merupakan istilah praktis yang berkonotasi tempat. Umpamanya lathifah al-nafsi sebagai tempatnya al-nafsu al-amarah. Lathifah al-qalbi sebagai tempatnyanafsu al-lawamah. Lathifah al-Ruhi sebagai tempatnya al-nafsu al-mulhimmah, dan seterusnya. Dengan kata lain bertempatnya lathifah yang bersifat immaterial ke dalam badan jasmani manusia adalah sepenuhnya karena kuasa Allah. Lathifah sebagai kendaraan media bagi ruh bereksistensi dalam diri manusia yang bersifat barzakhiyah keadaan antara kehidupan jasmaniah dan rohaniah. Pada hakekatnya penciptaan ruh manusia lima lathifah, tidak melalui sistem evolusi. Ruh ditiupkan oleh Allah ke dalam jasad manusia melalui proses. Ketika jasad Nabi Adam telah tercipta dengan sempurna, maka Allah memerintahkan ruh Nya untuk memasuki jasad Nabi Adam Maka dengan enggan ia menerima perintah tersebut. Ruh memasuki jasad dengan berat hati karena harus masuk ke tempat yang gelap. Akhirnya ruh mendapat sabda Allah “Jika seandainya kamu mau masuk dengan senang, maka kamu nanti juga akan keluar dengan mudah dan senang, tetapi bila kamu masuk dengan paksa, maka kamupun akan keluar dengan terpaksa”. Ruh memasuki melalui ubun-ubun, kemudian turun sampai ke batas mata, selanjutnya sampai ke hidung, mulut, dan seterusnya sampai ke ujung jari kaki. Setiap anggota tubuh Adam yang dilalui ruh menjadi hidup, bergerak, berucap, bersin dan memuji Allah. Dari proses inilah muncul sejarah mistis tentang karakter manusia, sejarah salat takbir, ruku dan sujud, dan tentang struktur ruhaniah manusia ruh, jiwa dan raga. Bahkan dalam al Qur’an tergambarkan ketika ruh sampai ke lutut, maka Adam sudah tergesa gesa ingin berdiri. Sebagaimana firman Allah “Manusia tercipta dalam ketergesa-gesaan” Pada proses penciptaan anak Adam pun juga demikian, proses bersatunya ruh ke dalam badan melalui tahapan. Ketika sperma berhasil bersatu dengan ovum dalam rahim seorang ibu, maka terjadilah zygot sel calon janin yang diploid . Ketika itulah Allah meniupkan sebagian ruhnya yaitu ruh al-hayat. Pada tahapan selanjutnya Allah menambahkan ruhnya, yaitu ruh al-hayawan, maka jadilah ia potensi untuk bergerak dan berkembang, serta tumbuh yang memang sudah ada bersama dengan masuknya ruh al-hayat. Sedangkan tahapan selanjutnya adalah peniupan ruh yang terakhir, yaitu ketika proses penciptaan fisik manusia telah sempurna bahkan mungkin setelah lahir. Allah meniupkan ruh al-insan haqiqat Muhammadiyah. Maka dengan ini, manusia dapat merasa dan berpikir. Sehingga layak menerima taklif syari’ kewajiban syari’at dari Allah dan menjadi khalifah Nya. Itulah tiga jenis ruh dan nafs yang ada dalam diri manusia, sebagai potensi yang menjadi sudut pandang dari focus pembahasan lathifah kesadaran. Lima lathifah yang ada di dalam diri manusia itu adalah tingkatan kelembutan kesadaran manusia. Sehingga yang dibahas bukan hakikatnya, karena hakikat adalah urusan Tuhan tetapi aktivitas dan karakteristiknya. Lathifah al-qalb, bukan qalb jantung jasmaniah itu sendiri, tetapi suatu lathifah kelembutan, atau kesadaran yang bersifat rubbaniyah ketuhanan dan ruhaniah. Walaupun demikian, ia berada dalam qalb jantung manusia sebagai media bereksistensi. Menurut Al Ghazall, di dalam jantung itulah memancarnya ruh manusia itu. Lathifah inilah hakikatnya manusia. Ialah yang mengetahui, dia yang bertanggung jawab, dia yang akan disiksa dan diberi pahala. Lathifah ini pula yang dimaksudkan sabda Nabi “Sesungguhnya Allah tidak akan memandang rupa dan hartamu, tetapi ia memandang hatimu”. Latifiah al-qalb bereksistensi di dalam jantung jasmani manusia, maka jantung fisik manusia ibaratnya sebagai pusat gelombang, sedangkan letak di bawah susu kiri jarak dua jari yang dinyatakan sebagai letaknya lathifah al-qalb adalah ibarat “channelnya”. Jika seseorang ingin berhubungan dengan lathifah ini, maka ia harus berkonsentrasi pada tempat ini. Lathifah ini memiliki nur berwarna kuning yang tak terhinggakan di luar kemampuan indera fisik. Demikian juga dengan lathifah al-ruh, dia bukan ruh atau hakikat ruh itu sendiri. Tetapi lathifah al-ruh adalah suatu identitas yang lebih dalam dari lathifah al-qalb. Dia tidak dapat diketahui hakikatnya, tetapi dapat dirasakan adanya, dan diketahui gejala dan karakteristiknya. Lathifah ini terletak di bawah susu kanan jarak dua jari dan condong ke arah kanan. Warna cahayanya merah yang tak terhinggakan. Selain tempatnya sifat-sifat yang baik, dalam lathifah ini bersemayam sifat bahimiyah atau sifat binatang jinak. Dengan lathifah ini pula seorang salik akan merasakan fana al-sifat hanya sifat Allah saja yang kekal, dan tampak pada pandangan batiniah. Lathifah al-sirri merupakan lathifah yang paling dalam, terutama bagi para sufi besar terdahulu yang kebanyakan hanya menginformasikan tentang tiga lathifah manusia, yaitu qalb, ruh dan sirr. Sufi yang pertama kali mengungkap sistem interiorisasi lathifah manusia adalah Amir Ibn Usman Al Makki w. 904 M, yang menurutnya manusia terdiri dari empat lapisan kesadaran, yaitu raga, qalbu, ruh dan sirr. Dalam temuan Imam al Robbani al Mujaddid, lathifah ini belum merupakan latifiah yang terdalam. Ia masih berada di tengah tengah lathifah al ruhaniyat manusia. Tampaknya inilah sebabnya sehingga al Mujaddid dapat merasakan pengalaman spiritual yang lebih tinggi dari para sufi sebelumnya, seperti Abu Yazid al Bustami, al-Hallaj 309 H, dan Ibnu Arabi 637 H. Setelah ia mengalami “ittihad” dengan Tuhan, ia masih mengalami berbagai pengalaman ruhaniah, sehingga pada tataran tertinggi manusia ia merasakan sepenuhnya, bahwa abid dan ma’bud adalah berbeda, manusia adalah hamba, sedangkan Allah adalah Tuhan. Hal yang diketahui dari lathifah ini adalah, ia memiliki nur yang berwarna putih berkilauan. Terletak di atas susu kiri jarak sekitar dua jari, berhubungan dengan hati jasmaniah hepar. Selain lathifah ini merupakan manifestasi sifat-sifat yang baik, ia juga merupakan sarangnya sifat sabbu’iyyah atau sifat binatang buas. Dengan lathifah ini seseorang salik akan dapat merasakan fana’ fi al-dzat, dzat Allah saja yang tampak dalam pandangan batinnya. Lathifah al-khafi adalah lathifah al-robbaniah al-ruhaniah yang terletak lebih dalam dari lathifah al-sirri. Penggunaan istilah ini mengacu kepada hadis Nabi “Sebaik-baik dzikir adalah khafi dan sebaik baik rizki adalah yang mencukupi”. Hakikatnya merupakan rahasia Ilahiyah. Tetapi bagi para sufi, keberadaanya merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Cahayanya berwarna hitam, letaknya berada di atas susu sebelah kanan jarak dua jari condong ke kanan, berhubungan dengan limpa jasmani. Selain sebagai realitas dari nafsu yang baik, dalam lathifah ini bersemayam sifat syaithoniyyah seperti hasad, kibir takabbur, sombong, khianat dan serakah. Lathifah yang paling lembut dan paling dalam adalah lathifah al-akhfa. Tempatnya berada di tengah-tengah dada dan berhubungan dengan empedu jasmaniah manusia. Lathifah ini memiliki nur cahaya berwarna hijau yang tak terhinggakan. Dalam lathifah ini seseorang salik akan dapat merasakan’isyq kerinduan yang mendalam kepada Nabi Muhammad sehingga sering sering ruhaniah Nabi datang mengunjungi. Relevan dengan pendapat al-Qusyairi yang menegaskan tentang tiga alat dalam tubuh manusia dalam upaya kontemplasi, yaitu Pertama, qalb yang berfungsi untuk mengetahui sifat-sifat Allah. Kedua, ruh berfungsi untuk mencintai Allah, dan Ketiga, sirr berfungsi untuk melihat Allah. Dengan demikian proses ma’rifat kepada Allah menurut al Qusyairi dapat digambarkan sebagai berikut dibawah ini. “Aktivitas spiritual itu mengalir di dalam kerangka makna dan fungsi rahmatan lil alamin; Tradisi kenabian pada hakekatnya tidak lepas dari mission sacred, misi yang suci tentang kemanusiaan dan kealam semestaan untuk merefleksikan asma Allah”. Praktek Dzikir Setelah seorang murid mengikuti talqin ini maka secara resmi dia sudah menjadi pengikut tarekat. Selanjutnya dia mengamalkan ajaran-ajaran dalam tarekat tersebut, khususnya dalam tata cara dzikirnya. Pertama-tama seorang dzikir harus membaca istighfâr sebanyak 3X, kemudian membaca shalawât 3X, baru kemudian mengucapkan dzikir dengan mata terpejam agar lebih bisa menghayati arti dan makna kalimat yang diucapkan yaitu lâ ilâha illa Allâh. Tekniknya, mengucap kata la dengan panjang, dengan menariknya dari bawah pusat ke arah otak melalui kening tempat diantara dua alis, seolah-olah menggoreskan garis lurus dari bawah pusat ke ubun-ubun –suatu garis keemasan kalimat tauhid–. Selanjutnya mengucapkan ílâha seraya menarik garis lurus dari otak ke arah kanan atas susu kanan dan menghantamkan kalimat illa Allâh ke dalam hati sanubari yang ada di bawah susu kiri dengan sekuatkuatnya. Ini dimaksudkan agar lebih menggetarkan hati sanubari dan membakar nafsu-nafsu jahat yang dikendalikan oleh syetan. Selain dengan metode gerakan tersebut, praktek dzikir di sini juga dilaksanakan dengan ritme dan irama tertentu. Yaitu mengucapkan kalimat lâ, ilâha, illa Allâh, dan mengulanginya 3X secara pelan-pelan. Masing-masing diikuti dengan penghayatan makna kalimat nafy isbat nafy = meniadakan yang selain Allah isbat = menetapakan hanya ada Allah tiada yang selainNya itu, yaitu lâ ma’buda illa Allâh tidak ada yang berhak disembah selain Allah, lâ maqsuda illa Allâh tidak ada tempat yang dituju selainAllah, dan lâ maujuda illa Allâh tidak ada yang maujud selain Allah. Setelah pengulangan ketiga, dzikir dilaksanakan dengan nada yang lebih tinggi dan dengan ritme yang lbih cepat. Semakin bertambah banyak bilangan dzikir dan semakin lama, nada dan ritmenya semakin tinggi agar“kefanaan”semakin cepat diperoleh. Jadi dzikir pertama yang diamalkan murid adalah dzikir nafy isbât, dengan suara jahr keras. Setelah itu, murid dapat melangkah kepada model dzikir berikutnya yaitu ism dzat, yang lebih menekankan pada dzikir sirr dan terpusat pada beberapa “Lathifah”. Untuk lebih jelasnya ajaran tentang pengisian “lathifah” tersebut. Dapat dilihat dari tabel di atas beberapa sifat yang harus dihilangkan dalam diri seorang murid, dengan melalui dzikir yang harus terisi dalam “lathifah” yang berjumlah 7 “lathifah” tersebut, untuk mencapai sifat-sifat yang terpuji. Sementara dzikir yang harus dilakukan oleh seorang murid adalah sangat tergantung kepada kondisi batin seorang murid, berapa kali mereka akan berdzikir, dan untuk menilai kemampuan murid dalam jumlah yang harus dibebankannya adalah sang guru dapat menilainya melalui “indera keenam”. Selain dzikir sebagai ajaran khusus, tarekat tetap sangat menekankan keselarasan pengamalan trilogi Islam, Iman, dan Ihsan, atau yang lebih akrab lagi dengan istilah syari’at, tarekat, dan hakekat. Dalam konteks ini pengamalan dalam tarekat hakekatnya tidak jauh berbeda dengan kalangan Islam lain. Semuanya dimaksudkan untuk dapat mengimplementasikan Islam secara kâffah, tidak saja dimensi lahir tetapi juga dimensi batin. Demikianlah pemaparan singkat tentang 7 Lathifah Simpul Batin, semoga menjadi pengetahuan yang mencerahkan batin dan ruh kita. Semoga bermafaat. Jika masih bingung tanyakan Guru Mursyid anda. Illahi antal-maqshudi waridlakal mathlubi a’thini mahabbataka wa ma’rifatika… 1 Latifatul-Qolby Di sini letaknya sifat-sifat syetan, iblis, kekufuran, kemusyrikan, ketahayulan dan lain-lain, letaknya dua jari dibawah puting susu sebelah kiri. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya, Insya Allah pada tingkat ini diganti dengan Iman, Islam, Ihsan, Tauhid dan Ma’rifat. 2 Latifatul-Roh Di sini letaknya sifat bahimiyah binatang jinak menuruti hawa nafsu, , letaknya dua jari dibawah puting susu sebelah kanan. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah di isi dengan khusyu’ dan tawadhu’. 3 Latifatus-Sirri Di sini letaknya sifat-sifat syabiyah binatang buas yaitu sifat zalim atau aniaya, pemarah dan pendendam, , letaknya dua jari diatas puting susu sebelah kiri. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat kasih sayang dan ramah tamah. 4 Latifatul-Khafi Di sini letaknya sifat-sifat pendengki, khianat dan sifat-sifat syaitoniyah, letaknya dua jari diatas puting susu sebelah kanan. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat syukur dan sabar. 5 Latifatul-Akhfa Di sini letaknya sifat-sifat robbaniyah yaitu riya’, takabbur, ujub, suma’ dan lain-lain, letaknya ditengah-tengah dada. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat ikhlas, khusyu’, tadarru dan tafakur. 6 Latifatun-Nafsun-Natiqo Di sini letaknya sifat-sifat nafsu amarrah banyak khayalan dan panjang angan-angan, , letaknya tepat diantara dua kening. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat tenteram dan pikiran tenang. 7 Latifah Kullu-Jasad Di sini letaknya sifat-sifat jahil “ghaflah” kebendaan dan kelalaian, , letaknya diseluruh tubuh mengendarai semua aliran darah kita yang letak titik pusatnya di tepat ditengah-tengah ubun-ubun kepala kita. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat ilmu dan amal.

cara dzikir latifah 7